Deskripsi Peta Jalan

Pesantren Onchor Punthuk Sewu pada 2024-2026 merencanakan untuk fokus pada pengembangan Ma’had Aly atau Pesantren Tinggi yang berorientasi pada penyiapan keterampilan bagi lulusan-lulusan pesantren. Orientasi ini disusun dengan mempertimbangkan pelbagai kondisi sosial, ekonomi dan demografi lulusan pesantren yang tidak kesemuanya melanjutkan ke perguruan tinggi. Kapasitas, keterampilan dan permodalan menjadi persoalan yang mengemuka di kalangan lulusan pesantren, terutama pesantren salaf tradisional. Dalam kondisi tersebut, tuntutan kompetisi ekonomi yang tinggi mengharuskan alumni-alumni pesantren tersebut beradaptasi dan mempersiapkan keterampilan teknis dan non-teknis. 

Pesantren tinggi atau ma’had aly mengusung keunikan bentuk dan beberapa tema penting sebagai fokus dan orientasi pendidikan, yaitu pendalaman metodologi kajian keagamaan kontemporer, kecakapan hidup (life skill) pada bidang agribisnis yang mencakup peternakan dan pertanian, pendidikan ekologi, fasilitasi sosial dan riset. 

Tema-tema tersebut dipilih untuk merespons perkembangan sosial-ekonomi dan bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi pada kurun 2030 hingga puncaknya pada tahun 2045. Pada 2045, diperkirakan 70% penduduk Indonesia adalah penduduk berusia produktif (15-64 tahun). Bonus demografi membuat ekonomi dan lapangan pekerjaan akan semakin kompetitif sehingga menuntut kecakapan dan kapasitas. Pada tahapan ini, pesantren akan terfokus pada dua lingkup keterampilan yang dinilai akan berdampak besar bagi masyarakat: pertanian dan peternakan. Kedua tema tersebut banyak dikelola oleh masyarakat dan masih menjadi mata pencaharian utama sebagian masyarakat Indonesia.  

Konsep pengajaran pendidikan keterampilan santri adalah dengan memadukan praktik keterampilan dan teori secara intensif. Proses pembelajaran menitikberatkan pada 75 persen praktik dan 25 persen materi kelas.  Fokus pendidikan keterampilan peternakan dna pertanian mempertimbangkan tingginya angka kemiskinan masyarakat yang bekerja pada sektor ini (BPS: 51,2 persen) serta banyaknya santri yang berasal dari daerah agraris dan perdesaan. 

Santri akan turut dibekali dengan kemampuan fasilitasi dan pengorganisasian masyarakat. Dengan keterampilan ini, santri diharapkan tidak semata mampu mempraktikkan usaha pertanian, tetapi juga mampu menjadi aktor penggerak atau fasilitator di sektor agribisnis di tengah masyarakat 

Guna mendukung kepentingan tersebut, pesantren merencanakan penyediaan sarana pendidikan pertanian dan peternakan di sekitar kawasan pesantren yang digunakan sebagai wahana praktik santri. Jenis dan jumlah pendidikan keterampilan yang disediakan untuk santri ma’had aly dapat dikembangkan dan ditambah lebih lanjut berdasarkan kajian dan kesepakatan pengelola pesantren. Pengenalan agribisnis kepada santri ma’had aly menitikberatkan pada penerapan ekonomi sirkular. Melalui pendekatan ini, alumni diharapkan tidak semata mampu mengembangkan usaha petenakan dan pertanian, tetapi turut menjadi aktor penting untuk menjaga kelestarian alam. 

Saat ini pesantren telah memiliki aset berupa tanah seluas ± 750 m2 yang direncanakan akan menjadi lokasi awal pembangunan pesantren. Pesantren menargetkan untuk membebaskan tanah seluas 3.300 m2 di sekeliling kawasan tersebut yang akan digunakan sebagai cikal kawasan terpadu pendidikan. Di kawasan tersebut akan dibangun beberapa fasilitas, seperti asrama, ruang belajar, masjid, kantor dan fasilitas penunjang pendidikan lainnya. 

Perincian rencana pengembangan Pesantren Oncor Punthuk dapat diakses pada laman Rencana Pengembangan (tautan).